
Salah satu hal yang membuat saya merasa menjadi seseorang yang diberikan tanggung jawab atas kreatifitas saya yang akan dikonsumsi publik yaitu pengalaman pertama saya magang sebagai copywriter di Tempo Media. Waktu pertama kali masuk kantor, suasananya terasa intimate dan sunyi namun relax. Tidak yang kaku, tidak juga terlalu santai sampai lupa kerja. Orang-orang di tim kreatif Tempo tuh cepat, tajam, tapi juga terbuka buat diskusi. Salah satu hal yang saya suka, mereka tidak pelit memberikan feedback.
Sebagai copywriter, tugas saya adalah membuat schedule untuk platform social media X, untuk menaikan berita yang dikemas menggunakan kalimat headline yang dibuat untuk memudahkan publik membaca berita. Selain itu saya dipercaya untuk memegang social media Facebook yaitu mirroring, sebenarnya facebook dan x tugasnya merupakan hal yang serupa. Tetapi bedanya adalah X ditambahkan dengan pembuatan thread, dimana memudahkan audiens untuk membaca berita dengan bahasa yang santai dan lebih mudah dengan memberikan berita-berita yang serupa dengan tema yang diangkat. Menurut saya ini butuh kata-kata yang “bunyi” dan nyambung ke audiens. Ini tidak mudah seperti yang orang pikir dengan kata yang santai tetapi formal dan juga informatif. Karena kita belajar gimana caranya bikin orang berhenti scroll? Bagaimana caranya bilang sesuatu yang penting tapi tidak sok tahu? Di situlah aku belajar untuk menulis di media bukan soal “keren-kerenan diksi”, tapi soal kejelian membaca audiens.
Saya mempelajari ilmu baru yang banyak. Bukan cuma soal skill menulis yang makin tajam, tapi juga cara kerja tim media profesional. Saya jadi mengerti pentingnya revisi, kecepatan, dan kerja sama antara desainer, editor, dan copywriter. Aku juga belajar bahwa ide yang bagus itu tidak harus datang dari senior bahkan sebagai anak magang pun, idemu bisa dipakai kalau memang kuat dan relevan. Berita yang ringan juga bisa digunakan untuk menaikan engagement dengan permainan kata yang dapat mengantarkan makna tersirat itu sehingga audiens dapat menangkap informasi baiknya.
Suasana di Kantor Tempo yang santai pun tidak bikin stres. Karena Mentor-mentorku ramah, suka ngasih insight, dan tidak pelit pengalaman. Kami juga berbincang sambil bercanda, tapi tetap on track. Kadang ada juga waktu di mana kita stuck bareng karena mencari tema apa yang menarik. Tapi ini bagian dari proses saya belajar dan memberikan hal yang positif untuk diri sendiri.
Magang di Tempo Media bikin aku sadar bahwa jadi copywriter bukan cuma soal pintar main kata, tapi juga soal empati, kepekaan, dan keberanian buat terus belajar. Makna di balik setiap caption yang terlihat sederhana di Instagram, mungkin ada 3 orang yang begadang buat nulis, desain, dan menyusun waktu posting-nya.